Tanam Biji Bawang Merah

0
18
bawang merah

Selama ini pekebun menanam bawang merah dari umbi. Pekebun akan mengambil umbi yang berasal dari panen bawang merah sebelumnya, atau membeli bawang merah di pasar untuk dijadikan benih.

Walhasil, kondisi itu membuat produktivitas bawang merah menurun dengan biaya produksi tetap tinggi. Sebagai gambaran, lahan 1 hektar memerlukan 1,5 ton umbi dengan potensi hasil panen 8-15 ton per hektar. Biaya pekebun mencapai Rp30-juta per siklus tanam.

Kesulitan itu, tidak terjadi bila pekebun menanam bawang merah Tuk Tuk yang diproduksi oleh PT East West Indonesia (EWINDO). Bawang merah Tuk Tuk ditanam dari biji. “Ini menjamin ketersediaan benih sehingga petani tidak kesulitan memproduksi bawang merah berkualitas,” ujar Wakrimin, Senior Product Manager EWINDO pada bebeja.com.

Bawang merah Tuk Tuk merupakan hasil pengembangan EWINDO melalui teknologi True Shallot Seed (TSS). Dari uji lapangan pada 2006 di Brebes (Jawa tengah), Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Pulau Samosir (Sumatera Utara), memperlihatkan hasil memuaskan.

Produksi rata-rata bawang Tuk Tuk mencapai 16 ton per hektar dengan potensi hasil hingga 25 ton per hektar selama 70 hari budidaya. “Penanamannya mudah dengan menyemai selama 40 hari lalu dipindah ke lahan,” kata Wakrimin.

Kebutuhan benih bawang Tuk Tuk yang sebutannya mengacu pada lokasi pertama ujicoba di Sumatera Utara itu, mencapai 1-2 kg per hektar. Setiap gram terdapat 300 biji bawang. Hasil panen umbi cukup besar, bobotnya mencapai 20 gram per buah, standar rata-rata pekebun 10-15 gram per buah.

Bawang merah Tuk Tuk juga bebas penyakit virus tular umbi yang melorotkan produktivitas. Hal itu terjadi lantaran setiap kali penanaman memakai biji baru. Berbeda bila memakai umbi yang dapat menyimpan partikel virus di dalam jaringan benih umbi, calon benih pada penanaman selanjutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here