Sejatinya, kolesterol penting pada pembentukan membran sel dan menjadi prekursor alias bahan biosintesis hormon steroid serta asam empedu.
Meski begitu, saat jumlahnya berlebihan, bisa memicu atherosklerosis atau penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri. Penumpukan berupa plak itu biang kerok penyakit jantung dan stroke.
Hajah Irma di Padang, Sumatera Barat menyadari efek kolesterol tinggi. “Kakak saya stroke karena kolesterol tinggi,” ujar perempuan 52 tahun itu. Sebab itu, Hajah Irma menjaga pola makan. Ibu 4 anak itu mengonsumsi sayuran dan buah. Masakan sayuran favoritnya, terung ungu balado.
Terung ungu Solanum melongena berkhasiat menurunkan kolesterol. Kulit sayuran buah keunguan itu mengandung flavonoid, vitamin A, Vitamin B1 dan B2, asam klorogenat, serta niacin. Niacin termasuk senyawa antioksidan yang berdasarkan riset mempunyai aktivitas antikanker, antimikroba, serta menurunkan kolesterol.
Penurunan kolesterol itu terjadi lantaran niacin menghambat sintesa LDL serta lipolisis sehingga organ hati tidak cukup jumlah asam lemak untuk mensintesa lemak.
Singkat kata, proses itu melorotkan kadar kolesterol tubuh sehingga kolesterol darah turun. Hal lain, serat kasar terung juga menurunkan kolesterol melalui peningkatan produksi empedu dengan mengubah kolesterol menjadi asam empedu serta garam.
Riset Ferry Ferdiansyah MSi Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada 2011 (tidak dipublikasikan) memperlihatkan, ekstrak etanol buah terung ungu berpengaruh signifikan pada penurunan total kadar kolesterol dan trigliserida plasma darah tikus putih hiperlipidemia (kondisi kolesterol atau trigliserida tinggi). Dosis efektif pada percobaan itu adalah 20 mg/kg bobot.
Jadi, beruntunglah Hajah Irma yang menyukai sayuran terung lantaran konsumsi anggota keluarga Solaneceae itu bisa menurunkan kolesterol.
