Titonia Tithonia diversifolia mudah dijumpai di pinggir jalan dan sampai sekarang tanaman tersebut dianggap sebagai tanaman gulma. Padahal, perakaran tanaman titonia tersebut merupakan rumah bagi cendawan dan bakteri pelarut kalium dan fosfat yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
Contoh bakteri di perakaran titonia berasal dari spesies Azotobacter sp dan Azospirillum sp. Kedua bakteri tersebut dapat mengambil nitrogen bebas dari udara.
Titonia yang termasuk keluarga Asteraceae itu merupakan pupuk ajaib alami karena mampu menolong pekebun yang kesulitan membeli pupuk pabrik yang harganya tinggi. Titonia hadir sebagai subsitusi pupuk tanpa mengurangi produktivitas.
Hebatnya, bakteri di perakaran titonia juga menghasilkan fitohormon seperti auksin, giberelin, dan sitokinin. Akar titonia juga terinfeksi cendawan mikoriza yang mampu memperluas zona perakaran. Mikoriza ibarat penambang hara sehingga tanaman efektif menyerap hara.
Bila Anda menanam titonia seluas 2.000 meter persegi, pekebun bisa memanen 30-35 ton/tahun titonia segar atau setara 6-7 ton/tahun bahan kering. Karena pertumbuhan tunas cepat, ia dapat dipanen bertahap setiap 2 bulan untuk dibuat menjadi kompos.
Bahan organik itu setara 185 kg nitrogen, 20 kg fosfat, dan 186 kg kalium. Jumlah nitrogen itu lebih tinggi daripada dosis rekomendasi pupuk Urea pada tanaman jagung misalnya, sebesar 300 kg Urea/ha atau setara 138 kg nitrogen.