Dua bungkus plastik berisi serbuk herbal itu selesai ditimbang. “Ini pesanan bapak untuk penyakit mag dan prostat,” ujar Fajar Ramdhani.
Siang itu pada awal Februari 2016, pria 27 tahun tersebut membayar 2 herbal itu masing-masing seharga Rp25.000. “Semoga obatnya manjur,” kata Fajar. Fajar hanya salah satu pembeli dari sejumlah orang yang memesan ramuan herbal untuk beragam keluhan penyakit yang dijumpai bebeja.com di Toko Jamu Babah Kuya.
Toko Jamu Babah Kuya di Pasar Baru, Bandung, Jawa Barat, sohor sebagai penyedia simplisia tanaman obat serta ramuan jamu. Hendra, pengelola toko, menuturkan saat ini merupakan generasi ke-4 yang menjalankan bisnis toko jamu itu. Sebaris angka tahun pada plang toko menggambarkan perjalanan panjang toko tersebut, yakni sejak 1800-an.
Ratusan bahan jamu yang sudah diolah dalam bentuk simplisia dipajang dalam aneka wadah seperti bak kayu, bak plastik serta tong. Sebagian lagi telah dikemas plastik dalam bentuk serbuk.
“Sebagian besar bahan jamu dari Indonesia, tapi beberapa diperoleh dari China serta India,” ujar Hendra. Bahan jamu lokal yang dijumpai antara lain buah rotan, mahkota dewa, sambiloto, daun insulin, benalu teh, sampai sarang semut.
Toko Jamu Babah Kuya sudah menjadi rujukan bagi herbalis dan penyedia bahan jamu di tanahair. Harap mafhum, selain lengkap, standar kualitas bahan benar-benar dijaga.
“Sejauh ini herbal yang saya konsumsi cukup berefek pada kesehatan,” kata Lidya dari Gegerkalong, Bandung. Ibu 2 putri itu rutin mengonsumsi simplisia jati belanda untuk program diet.
Keunggulan lain dari Toko Jamu Babah Kuya adalah kemampuan para pegawai dalam menjelaskan hingga meramu campuran simplisia untuk beragam penyakit. Pun cara mengonsumsi sehingga diperoleh hasil terbaik. “Saya kalau beli suka tanya ini dan itu dan selalu dilayani dengan baik,” kata Anisa dari Cibiru, Kabupaten bandung, Jawa Barat.