Kesukaan Syarief Hidayat menyantap makanan berlemak, berefek saat usia menginjak 40 tahun. Pria di Bandarlampung itu kerapkali didera rasa pusing, pegal, dan kesemutan.
Pemeriksaan dokter memperlihatkan, kadar kolesterol darah tinggi, mencapai 470 mg/dl dari normal 200 mg/dl. Atas saran teman, pada medio Desember 2015, Syarief mencoba meminum air rebusan tongkol jagung.
“Saya coba 4-6 hari. Ini katanya resep dari herbalis di Bintaro,” ujar Syarief yang merebus 2 tongkol jagung tanpa kupas dengan 8 gelas air hingga tersisa 5 gelas. Syarief menghabiskan untuk sehari. “Obat dokter tidak saya minum,” ujarnya.
Selama 4 hari konsumsi, kondisi Syarief membaik. Ia tidak mengeluh pusing, pegal, dan kesemutan. “Konsumsinya masih berlanjut sampai sekarang,” katanya. Awal Januari 2016, ia mengecek kadar kolesterol di klinik. Hasilnya? Kadar kolesterol 200 mg/dl dan trigliserida 100 mg/dl. “Saya tidak pantang makanan berlemak, tetap jalan,” ujar Syarief.
Tanaman anggota Poaceae itu mengandung senyawa flavonoid, fenol, serta antioksidan yang bermanfaat memperbaiki kinerja metabolisme, seperti menghambat oksidasi Low Density Lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat sehingga lemak tidak menumpuk di pembuluh darah.
Keuntungan lain, senyawa flavonoid juga mencegah penyempitan pembuluh darah serta mengurangi risiko penyakit jantung koroner.