Begitu mengetahui istri menderita demam berdarah lantaran nilai trombosit anjlok saat pemeriksaan di rumah sakit, Safri bergegas meminta iparnya mencari daun ubi jalar.
Sang ipar memetik sekitar 25 daun dewasa, lantas merebus selama 15 menit memakai api kecil dengan air seukuran 1 botol minuman mineral. Air rebusan itu lantas Safri berikan pada istri, Santi, sehari 2 kali, pada pagi dan malam hari.
Walhasil, dalam 2 hari trombosit Santi mencapai 236.000 dari sebelumnya 98.000 saat pertamakali masuk rumah sakit. Pada hari ke-3, Santi diijinkan pulang karena trombosit stabil di angka 240.000.
Khasiat daun ubi jalar untuk meningkatkan trombosit pada penderita demam berdarah sudah lama dipraktekkan. Warga Filipina yang bekerja di pertambangan, selalu meminum air rebusan ubi jalar untuk mengatasi serangan virus dengue, penyebab demam berdarah.
Virus dengue di tubuh akan menyerang monosit-salah satu tipe sel darah putih-yang berperan membangun kekebalan tubuh. Jika jumlah trombosit berkurang, mudah terjadi pendarahan, bahkan kematian.
Penderita mengalami renjatan alias syok. Syok akibat merosotnya jumlah trombosit itu, perlu segera ditangani untuk menghindari kematian. Konsumsi garam isotonik atau larutan ringer asetat yang selama ini dilakukan hanya mengganti hilangnya volume plasma.
Daun ubi jalar berlimpah senyawa berguna. Hasil riset Dr Shahidul Islam, peneliti dari Universitas Arkansas, Amerika Serikat, menunjukkan setiap 100 gram daun ubi jalar mengandung 117 mg kalsium, 1,8 mg besi, 3,5 mg karoten.
Selain itu daun Ipomoea batatas itu juga mengandung 7,2 mg vitamin C, 1,6 mg vitamin E, dan 0,5 mg vitamin K, vitamin B, betakaroten, dan protein.
Belum lagi, kandungan antosianin dan polifenol yang berguna sebagai antiradang dan antikanker. Kandungan polifenol dalam daun ubi jalar juga berperan sebagai antioksidan untuk memperbaiki imunitas atau kekebalan tubuh. Meningkatnya kekebalan tubuh bisa melawan virus dengue.
