Saat bereksplorasi udang hias di Danau Towuti seluas 585 km2 di Sulawesi Selatan, Kristina Zitzler dari Museum of Natural History dari Jerman dan Yoxiong Cai (Biodiversity Center National Parks Board Singapore) tak sengaja menjumpai celebes beauty.
Danau Towuti-bagian dari sistem Danau Malili-sejak 1937 memang menjadi tujuan sejumlah ahli udang dunia karena menyimpan udang hias endemik. Selama 70 tahun eksplorasi oleh berbagai peneliti, teridentifikasi 10 spesies di danau air tawar terbesar kedua di tanahair itu.
Sejak ditemukan, pamor celebes beauty meroket. Popularitasnya menggusur keelokan udang hias asal Jepang yang sohor lebih awal, yakni red crystal. Dengan sosok cantik serta warna cerah, celebes beauty diperkenalkan pada pameran satwa Interzoo 2008 di Jerman. Ia didaulat sebagai satwa baru aquascaping.
Sejatinya, Danau Towuti tak hanya menjadi rumah celebes beauty. Sejumlah udang hias juga hidup di sana seperti white spot bee. Udang hias bercorak cokelat kemerahan dan bertotol putih itu, nyaman beraktivitas di kedalaman 3-5 meter.
Jenis lain, sunkis shrimp Caridina cf propinqua. Seperti namanya, jenis itu bercorak jingga bak jeruk sunkist. Tubuh udang yang hidup berkoloni itu transparan dan dijumpai bercorak kuning pekat pada punggung. Udang hias lain adalah rednose Caridina gracilirostris yang bertubuh ramping dan kepala bercorak kemerahan.
Sebagian besar udang hias asal Sulawesi bercorak cantik. Contoh redorchid bee. Sosoknya mirip white spot bee. Yang berbeda, corak putih white spot bee berupa totol, sedangkan redorchid bee terdiri atas perpaduan garis dan totol.
Perbedaan lain, kaki depan white spot putih dan redorchid bee kombinasi merah dan putih. Berikutnya, masih ada halfback bee. Jenis mirip six banded bee itu mempunyai karapas punggung putih mulus dari ujung kepala sampai ekor. Pada six banded bee, corak putih tampak seperti 6 garis lurus horizontal. Mereka memang udang-udang hias cantik di Danau Towuti.
Good
Terimakasih atas tanggapannya. Salam bebeja