Pandemi virus corona (Covid-19) di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia, membuat Dian Adi di Lentengagung, Jakarta Selatan ketat menjaga diri. Pria 46 tahun itu membentengi diri dengan rutin mengonsumsi virgin coconut oil (VCO). Minyak kelapa murni itu dikonsumsi 2 sendok makan 2-3 kali sepekan.
Upaya itu berkaca dari pengalaman pada 2006 saat flu akibat virus influenza acapkali menderanya. Beruntung atas saran karibnya, Dian Adi mulai mengonsumsi minyak perawan itu dengan dosis dan cara sama seperti dilakukannya saat ini.
“Dua minggu konsumsi hampir tidak lagi flu,” katanya. Terkait upaya saat ini untuk melawan virus corona karena, “Ini virus juga penyebabnya. Jadi bentuk ikhtiar untuk mencoba,” tutur Dian Adi.
Kemampuan VCO melawan virus lantaran minyak dari Cocos nucifera tersebut bisa mengoyak lapisan lemak pembungkus virus. Saat lapisan lemak itu rusak, otomatis menghambat kemampuan tumbuh serta regenerasi virus.
Riset Conrado Dayrit pada 2003 membeberkan bila asam laurat VCO dalam bentuk medium chain fatty acid (MCFA) berubah menjadi monolaurin di tubuh. Monolaurin itu yang lantas bekerja menghancurkan lapisan lemak pembungkus virus. Kadar asam laurat pada VCO tergolong tinggi, rata-rata mencapai 50%.
Kekuatan virus memang terletak pada pembungkusnya. Jika ada obat atau zat yang dapat meluluhlantakan pembungkus virus, ia bisa menjadi lawan sepadan. Harap mafhum, virus tidak bisa dibunuh, tapi diisolir supaya tidak tumbuh dan berkembang.
Yang menarik, aplikasi VCO yang pernah dilakukan pada unggas, terutama ayam saat flu burung merebak, mampu mendongkrak tingkat kehidupan ayam di atas 60%. Minyak kelapa murni tersebut diduga dapat memperbaiki kualitas sel mukosa atau selaput lendir sehingga saluran pernapasan ayam menjadi lebih baik. Boleh jadi dengan kemampuan itu, VCO bisa menjadi alternatif obat herbal virus corona.