Penderita diabetes mellitus alias kencing manis atau kencing gula, seyogyanya perlu mewaspadai penyakit gagal ginjal yang menjadi pembunuh nomor 9 di dunia.
Itu dialami Lelono di Sleman, Yogyakarta. Gara-gara mengidap kencing manis selama 5 tahun terakhir, ginjalnya bermasalah. “Saya sampai harus cuci darah (hemodialisis) setiap minggu,” ujar pria 2 cucu itu. Hal itu, terjadi lantaran Lelono tidak segera mengobati penyakit kencing gulanya.
Pasien kencing manis kerap menderita gagal ginjal, bahkan beberapa riset memperlihatkan bila kencing manis merupakan penyebab utama penyakit gagal ginjal. Kerusakan ginjal dapat menyebabkan fungsi ekskresi, filtrasi, dan hormonal terganggu.
Dampak dari kerusakan itu menyebabkan gangguan saat pengeluaran zat racun lewat urine. Zat beracun justru tertimbun di tubuh yang bila didiamkan dapat memperbesar risiko kematian.
Ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi memproduksi sel darah merah, sehingga otomatis kerusakan ginjal menurunkan produksi hormon tersebut, sehingga menyebabkan penyakit anemia.
Pada penderita diabetes mellitus, gagal ginjal merupakan komplikasi kerusakan pembuluh darah halus kecil akibat tingginya kadar gula darah. Kerusakan itu membuat struktur ginjal berubah.
Fungsi glomerolus pada ginjal terganggu sehingga protein (albumin) dapat lolos begitu saja saat berkemih. Kerusakan ginjal juga dapat menyebabkan penyakit lain hadir seperti stroke dan jantung hingga kebutaan dan impotensi.
Penyakit gagal ginjal lantaran diabetes, dapat dicegah bila segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau rumahsakit dengan mengukur kadar albumin. Harap mafhum, penderita kencing manis akan membuang albumin hingga 25-30 mg sehari semalam karena berkemih.
Jumlah itu lebih besar pada penderita kencing manis akut. Penanganan secara medis mutlak dilakukan dengan kisaran waktu kesembuhan antara 4-10 tahun, tergantung tingkat kerusakan pada ginjal. Sayangi ginjal Anda.